OBAH MAMAH: PRINSIP HIDUP ORANG JAWA DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID-19

  • Ari Wulandari Universitas PGRI Yogyakarta
  • Tomi Wahyu Septarianto Universitas PGRI Yogyakarta
  • Yanuar Bagas Arwansyah Universitas PGRI Yogyakarta
Keywords: Jawa, kearifan lokal, linguistik antropolinguistik, makna filosofis, obah mamah.

Abstract

Orang Jawa memiliki prinsip hidup obah mamah agar tetap survive. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan (1) definisi obah mamah, (2) bentuk dan penerapan obah mamah, (3)
makna filosofis dari obah mamah, dan (4) kearifan lokal Jawa yang tercermin dalam obah
mamah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan linguistik antropologis
dan desain kontekstual. Pendeskripsian obah mamah sangat tergantung pada budaya Jawa.
Pengumpulan data mengacu pada teknik catat, observasi partisipasi, dan wawancara. Analisis
data mengikuti teori linguistik antropologis. Hasil penelitian ini menunjukkan definisi obah
mamah ‘yang mau bekerja akan makan’ memiliki dimensi ekonomi yang menuntut orang Jawa
tetap bergerak dan beraktivitas kerja.
Bentuk dan penerapan obah mamah dalam kehidupan orang Jawa dalam menghadapi pandemi
C-19 adalah (a) mengubah kebiasaan hidup dengan prokes, (b) mengubah kinerja dari rumah,
(c) menjual produk atau hasil kerja secara online, dan (d) gotong royong dengan tetangga kiri
kanan, dan (e) memperbaiki manajemen keuangan. Makna filosofis dari obah mamah adalah
sikap hidup orang Jawa untuk beradaptasi dengan situasi baru agar dapat bertahan hidup
dengan baik. Kearifan lokal orang Jawa yang tercermin dari obah mamah adalah sikap terbuka
orang Jawa untuk menghadapi berbagai situasi dan kondisi.

Published
2023-02-07